
Belum ada ahli yang memastikan bahwa temuan nelayan Majene itu adalah muntahan paus. Tapi jika itu benar maka berpotensi akan terbeli dengan harga mahal. Muntahan paus itu juga biasa dikenal dengan emas yang mengambang.
Hal itu disampaikan oleh pengamat kelautan dan perikanan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Chaterina A Paulus. Ia mengatakan muntahan paus (ambergris) sangat berharga, sehingga biasanya disebut dengan nama floating gold atau emas yang mengambang.
Bahkan, ambergris harganya sangat mahal karena kelangkaannya di alam. “Mengingat produksi ambergris ini dihasilkan kurang dari lima persen paus sperma, sehingga harganya menjadi sangat mahal,” ucap Chaterina di Kupang, seperti mandar news kutip dari Liputan6.com.
Dosen manajemen sumber daya perairan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Undana itu menjelaskan, ambergris atau muntahan paus sperma mengandung 456 jenis kolesterol. Satu di antaranya amberine dengan kandungannya 25-45 persen.
Amberine ini adalah alkohol yang tidak berbau (odourless), diekstraksi dari ambergris dan digunakan untuk membuat aroma parfum lebih lama. Kualitas ambergris sesuai dengan warnanya, dan parfum terbaik yang terbuat dari varietas putih murni. Ambergris hitam paling tidak berharga karena mengandung amberine lebih sedikit.
Menurutnya, masa ambergris atau muntahan paus berubah warna dengan oksidasi, yang terjadi ketika terkena air laut dan udara untuk jangka waktu yang lama. Ambergris juga berfungsi sebagai fiksaktif dalam industri parfum dan medis.