Penutupan Persebumi tingkah Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Kabupaten Majene.
Majene, Mandarnews.com – Perkemahan Senin Rabu Kamis (Persebumi) tingkat Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Kabupaten Majene ditutup secara resmi oleh Majelis Pembimbing Gugus (Mabigus), Kamis (22/6/23), di Kecamatan Pamboang, Majene.
Muhsidin sebagai Mabigus sekaligus Nakhoda SLB Negeri Pamboang mengatakan, selama tiga hari sejak Selasa hingga Kamis (20 – 22/6/23) Persebumi yang diselenggarakan di lokasi pekarangan SLB Negeri Kecamatan Pamboang terlaksana atas dasar kesepakatan.
“Rencana awal sebenarnya akan dilaksanakan perkemahan tingkat Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dari 25 SLB baik negeri maupun swasta yang kami hubungi, amun masih ada beberapa sekolah di Sulbar yang tak merespon. Sehingga perkemahan untuk tingkat Provinsi Sulbar dibatalkan sesuai keputusan rapat melalui zoom saat itu,” jelas Muhsidin.
Lanjutnya, setelah batal, forum menyarankan jika tingkat provinsi tidak terlaksana maka tingkat kabupaten saja. Sehingga disepakati baik lokasi tempat maupun panitia penyelenggara ditunjuk SLB Negeri Pamboang.
Dari sembilan SLB di Kabupaten Majene hanya satu sekolah yang tidak turut serta dalam perkemahan tersebut, yaitu SLB Kecamatan Ulumanda.
Muhsidin menyebut, tujuan dari Perkemahan ini adalah bahwa SLB juga berpartisipasi aktif dalam Kepramukaan seperti yang dilakukan sekolah reguler.
“SLB tempatnya anak yang berkebutuhan khusus tak ingin ketinggalan, butuh perhatian sehingga kami selenggarakan Persebumi yang baru kedua kalinya terlaksana,” katanya.
Sementara itu, Ketua pelaksana Muh.Ridwan Tahir S. Pd mengatakan, sebenarnya perkemahan ini berangkat dari tahun lalu dan ini diselenggarakan sekali dalam setahun.
“Perkemahan tahun lalu dianggap masih sepi sebab tak ada kegiatan lomba, lain halnya sekarang kami bangkitkan gairah dan semangat anak didik kita dengan beberapa kegiatan lomba.
Dan bagi pemenang disiapkan tropi kemudian juara umum disiapkan piala bergilir dan piala bergilir pertama direbut oleh SLB Baruga,” ujar Muh. Ridwan.
Menurutnya, selain karena memang mengenal dan bagian dari partisipasi anak SLB terhadap pramuka, juga sebagai ajang menjalin silaturahmi antara SLB yang berada di masing-masing kecamatan, baik itu guru maupun para siswa-siswi.
“Kedua kami memancing semangat siswa-siswi untuk dapat melupakan labil disabilitas pada dirinya. Mereka harus menganggap dirinya bahwa kemampuan bukan hanya dimiliki siswa lain tetapi disabilitas mampu bersaing dengan sekolah reguler lain,” tambah Ridwan.
Nursyam S. Pd Kepala SLB Aisyiah Banggae Timur turut mensupport kegiatan ini. Karena dengan begitu anak didik mendapatkan pendidikan yang tidak pernah ditemukan di sekolah, berkreasi, kreatif dan siap untuk mandiri.
(Jufri)